Selamat

Minggu, 05 Februari 2012

ASAL USUL KOTA PONTIANAK

Mungkin sebelumnya saya hanya tau sekilas tentang nama kota Pontianak diambil dari sesosok mahluk gaib yaitu Kuntilanak. Dan saya berfikir kenapa bisa dijadikan nama dari ibu Kota? Setelah saya telusuri, ternyata banyak kisah-kisah yang sangat menarik didalamnya, hingga tercetuslah nama PONTIANAK di kota ini. Untuk lebih lanjutnya lagi saya paparkan dalam cerita singkat di bawah ini .

Kuntilanak itu sama dengan Pontianak yang artinya perempuan yang mati pada saat melahirkan dan arwahnya gentayangan untuk balas dendam.

Dalam cerita rakyat Melayu, sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita cantik. Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga Kemboja Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanak berubah wujud menjadi penghisap darah. Kuntilanak dikatakan sering menjelma sebagai wanita cantik yang berjalan seorang diri dijalan yang sunyi. Dalam cerita seram dan film horor televise Malaysia kuntilanak digambarkan membunuh mangsa dengan cara menghisap darah di bagian tengkuk, seperti vampire.

Agak berbeda dengan gambaran menurut tradisi Melayu, kuntilanak menurut tradisi Sunda tidak memiliki lubang di punggung dan hanya mengganggu dengan penampakan saja. Jenis yang memiliki lubang di punggung sebagaimana deskripsi di atas disebut sundel bolong. Kuntilanak konon juga menyukai pohon tertentu sebagai tempat bersemayam.

Nah yang jadi pertanyaannya saya berikutnya kenapa Kalimantan memilih nama Pontianak atau Kuntilanak sebagai nama Ibukota? Apakah ada hubungannya antara Kuntilanak dengan Ibukota Kalimantan Barat tersebut? Sayapun mengetik kata sejarah Pontianak di Google dan hasilnya diluar dugaan ternyata benar ada kaitannya kuntilanak dan  Pontianak. konon menurut cerita Nama Pontianak dipercaya ada kaitannya dengan kisah dongeng Syarif Abdurahman yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak ketika beliau menyusuri Sungai kapuas sepanjang 1100 kilometer, sungai terpanjang di Indonesia. Menurut ceritanya, Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan dimana meriam itu jatuh, maka disanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh melewati simpang tiga Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang kini lebih dikenal dengan Beting Kampung Dalam Bugis Pontianak Timur atau kota Pontianak.

Mungkin para pembaca sudah banyak yang tahu bahwa Pontianak = kuntilanak tapi karena saya baru tahu sekarang maka saya menulis tentang hal ini karena saya pikir ini hal menarik kenapa nama hantu bisa diabadikan sebagai ibukota. 


Berdirinya Kota Pontianak Pada tanggal 24 Rajab 1181 Hijriah yang bertepatan pada tanggal 23 Oktober 1771 Masehi, rombongan Syarif Abdurrahman Alkadrie membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal dan tempat tersebut diberi nama Pontianak. Berkat kepemimpinan Syarif Abdurrahman Alkadrie, Kota Pontianak berkembang menjadi kota Perdagangan dan Pelabuhan. Tahun 1192 Hijriah, Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai Sultan Pontianak Pertama. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Mesjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Kadariah, yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur. Adapun Sultan yang pernah memegang tampuk Pemerintahan Kesultanan Pontianak: 1. Syarif Abdurrahman Alkadrie memerintah dari tahun 1771-1808 2. Syarif Kasim Alkadrie memerintah dari tahun 1808-1819. 3. Syarif Osman Alkadrie memerintah dari tahun 1819-1855. 4. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tahun 1855-1872. 5. Syarif Yusuf Alkadrie memerintah dari tahun 1872-1895. 6. Syarif Muhammad Alkadrie memerintah dari tahun 1895-1944. 7. Syarif Thaha Alkadrie memerintah dari tahun 1944-1945. 8. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tabun 1945-1950.


Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie (lahir 1742 H) yang membuka pertama Kota Pontianak, pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 1771 bertepatan dengan tanggal 14 Radjab 1185, untuk kemudian pada Hijriah sanah 1192 delapan hari bulan Sja'ban hari Isnen, SYARIF ABDURRAHMAN ALKADRIE dinobatkan menjadi Sultan Kerajaan Pontianak. Selanjutnya 2 tahun kemudian setelah Sultan Kerajaan Pontianak dinobatkan, maka pada Hijrah sanah 1194 bersamaan tahun 1778, masuk dominasi kolonialis Belanda dari Batavia (Betawi) utusannya Petor (Asistent Resident) dari Rembang bernama WILLEM ARDINPOLA, dan mulai pada masa itu bangsa Belanda berada di Pontianak, oleh Sultan Pontianak. Bangsa Belanda itu ditempatkan di seberang Keraton Pontianak yang terkenal dengan nama TANAH SERIBU (Verkendepaal). Dan baru pada tanggal 5 Juli 1779, 0.1. 



Compagnie Belanda membuat perjanjian (Politiek Contract) dengan Sultan Pontianak tentang penduduk Tanah Seribu (Verkendepaal) untuk dijadikan tempat kegiatan bangsa Belanda, dan seterusnya menjadi tempat/kedudukan Pemerintah Resident het Hoofd Westeraffieling van Borneo (Kepala Daerah Keresidenan Borneo lstana Kadariah Barat), dan Asistent Resident het Hoofd der Affleeling van Pontianak (Asistent Resident Kepala Daerah Kabupaten Pontianak) dan selanjutnya Controleur het Hoofd Onderaffleeling van Pontianak/ Hoofd Plaatselijk Bestur van Pontianak (bersamaan dengan Kepatihan) membawahi Demang het Hoofd der Distrik Van Pontianak (Wedana) Asistent Demang het Hoofd der Onderdistrik van Siantan (Ass. Wedana/ Camat) Asistent Demang het Hoofd der Onderdistrik van Sungai Kakap (Ass. Wedana/Camat). 

1 komentar: